Hanya
ada satu tempat yang tersisa di Asia Tenggara, membentang melintasi
batas Indonesia, Malaysia dan Brunei serta menjangkau hingga kaki bukit
dan dataran rendah yang secara ekologis terkait dimana hutan masih dapat
dikonservasi dalam skala yang sangat luas. Hutan hujan seluas 220,000
kilometer persegi yang saling terhubung, terdiri dari jaringan kawasan
konservasi dan kawasan budidaya yang dikelola secara berkelanjutan,
untuk memastikan perlindungan serta pengawetan keanekaragaman hayati dan
sumber air bagi kemaslahatan para pihak di tingkat lokal, nasional dan
internasional.
Kami menyebut kawasan tersebut sebagai Heart of Borneo, sebuah jantung kehidupan.
Hutan untuk Air…,Air untuk Kehidupan…
Dari jantung ini mengalir air segar ke nadi-nadi sungai-sungai Borneo
yang memasok kebutuhan air bagi seluruh pulau. Setidaknya dari kawasan
ini 14 sungai utama dari 20 sungai utama di Pulau Borneo bermula.
Termasuk sungai besar di Kalimantan seperti Kapuas, Barito dan Mahakam
serta ratusan anak sungainya berhulu di kawasan Heart of Borneo.
Sungai adalah urat nadi bagi kehidupan masyarakat di Pulau Borneo.
Sungai menjadi sarana transportasi utama bagi masyarakat pedalaman,
sungai juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat. Tidak
mengherankan bila kita perhatikan banyak pemukiman serta kota di
Kalimantan mengikuti alur sungai yang ada. Jadi dapat kita bayangkan apa
yang akan terjadi bila sungai tempat mereka menggantungkan hidup selama
ini rusak.
Hutan di Heart of Borneo adalah salah satu tempat di dunia dengan
keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Hutan tersebut juga menjadi
salah satu dari dua tempat di dunia dimana Orang Utan, Gajah Asia dan
Badak Sumatera hidup bersama. Sekitar 34 % dari flora dan fauna tersebut
hanya dapat kita temui di Pulau Borneo atau kita kenal sebagai Pulau
Kalimantan. Dalam waktu 10 tahun terakhir telah ditemukan 361 spesies
baru, dan hingga saat ini penemuan baru terus terjadi. Selama puluhan
tahun Borneo menjadi magnet bagi ilmuwan dari berbagai belahan dunia
untuk mengeksplorasi keragaman hayati.
Pemerintah tiga negara yaitu Brunei Darussalam, Indonesia dan
Malaysia telah bersepakat secara bersama-sama menjaga kekayaan alam ini
dan memanfaatkannya secara bijaksana. Kesepakatan ini tertuang dalam Deklarasi Heart of Borneo (2007) dan program kegiatannya terpetakan dalam Rencana Aksi Strategis Tiga Negara (2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar