Rabu, 07 Januari 2009

Selamatkan Borneo

Penyebab dari penggundulan hutan di Borneo tidaklah kompleks; namun solusinya yang rumit. Setelah penggundulan besar-besaran di daerah dataran rendah dan impor jutaan orang melalui program transmigrasi yang dilaksanakan dengan buruk, ada beberapa pilihan ekonomi di kebanyakan Borneo. Kehilangan pekerjaan di sektor kehutanan, banyak penduduk yang harus menghadapi dan memilih untuk menyerahkan sisa hutan yang ada untuk kelapa sawit atau melanjutkan dengan hidup ala kadarnya. Perkebunan kelapa sawit tentu saja menawarkan potensi ekonomi, terutama bila ditanam di

Pengundulan Hutan Borneo

Penggundulan hutan di Borneo awalnya rendah akibat tanah yang tak subur (relatif untuk pulau-pulau sekitarnya), iklim yang kurang mendukung, dan banyaknya penyakit. Penggundulan hutan ini mulai pada masa pertengahan abad keduapuluh dengan didirikannya perkebunan karet, walau ini memiliki sedikit dampak. Penebangan untuk industri meningkat pada tahun 1970 saat Malaysia menghabiskan hutan di semenanjungnya, dan mantan orang kuat Indonesia Presiden Suharto membagikan bidang-bidang tanah hutan yang luas untuk mempererat hubungan politiknya dengan para

Hutan-Hutan Borneo

Hutan-hutan di Borneo adalah beberapa hutan yang memiliki keanekaragaman hayati paling banyak di planet ini. Menurut WWF, pulau ini diperkirakan memiliki setidaknya 222 spesies mamalia (44 darinya khas), 420 burung yang menetap (37 khas), 100 amphibi, 394 ikan (19 khas), dan 15.000 tumbuhan (6.000 khas) -- lebih dari 400 dari yang telah ditemukan sejak tahun 1994. Survey menemukan lebih dari 700 spesies pohon di lahan 10 hektar -- sebuah angka yang sama dengan jumlah pohon di Kanada dan Amerika Serikat, digabung. Dari ujung ke ujung Borneo, ditemukan beberapa ekosistem yang berbeda. Ini telah dibahas dalam laporan WWF "Borneo: Treasure Island at Risk" (2005).

Bakau

Bakau ditemukan di daerah pesisir dan muara. WWF memperkirakan bahwa luas daerah yang ditumbuhi bakau di Borneo mencapai 1,2 juta hektar, bagian yang sedikit -- mungkin kurang dari 20 persen -- dari keberadaan aslinya. Di Kalimantan, banyak kawasan bakau dibuka oleh para penebang hutan dan untuk pertanian.

Fakta - Fakta Borneo

Luas tanah: 743.330 kilometer persegi (287.000 mil persegi, 74,33 juta hektar, atau 183,68 juta are); Populasi manusia: 17,7 juta, dimana 17% atau 2,2 juta adalah suku pribumi Dayak; Negara: Malaysia (kota Sabah dan Sarawak) (26,7%), Brunei (Kesultanan) (0,6%), Indonesia (Kalimantan - Barat, Tengah, Selatan, dan Timur) (72,6%); Keanekaragaman hayati: 15.000 spesies tumbuhan, lebih dari 1.400 amphibi, burung, ikan, mamalia, dan reptil, serta serangga yang tak diketahui jumlahnya; Luas Hutan: Sekitar 50%; Tingkat Penggundulan: 3,9 persen (2000-2005); Penyebab Penggundulan Hutan: Penebangan pohon, penanaman kelapa sawit, usaha pertanian lain, kebakaran; Usaha Perlindungan Utama: Jantung Borneo Gambaran Luas Borneo

Hutan Rusak, Rupiah Datang

Perkebunan sawit bagi aktivis lingkungan merupakan suatu hal yang merusak ekosistem dan tatanan alam yang akan mendatangkan musibah dikemudian hari tetapi bagi sebagian masyarakat merupakan suatu lapangan kerja dan tempat untuk mendatangkan Rupiah....


Pernah ada aktivis lingkungan yang datang kekampung dan menyerukan" jangan menerima sawit karena dapat merusak lingkungan", tetapi langsung

Jalan Rusak

Jalan rusak di Kalimantan Barat (Pontianak - Putussibau ) selain karena faktor alam sebagian besar diakibatkan karena kendaraan yang kelebihan muatan. Hal ini merupakan fenomena di mana sembako dan keperluan lain-lainnya diangkut mobil truck dari Hilir Kapuas ( Pontianak, Singkawang) ke daerah per Huluan Kapuas secara terus menerus...jadi wajar kalau jalan Pontianak - Putussibau hancur

Harga Sawit dan Karet turun akibat krisis Global


Harga jual karet sebelumnya dapat mencapai Rp 13.000 tiap kilogram, sejak dua pekan terakhir turun hingga Rp 2.000 tiap kilogram.

Demikian juga dengan sawit turun hingga Rp 250.000 Per Ton atau Rp 250 per kilogram.